Selamat Datang Di WebBlog SMP Negeri 1 Sindangwangi , Alamat Jalan Desa Sindangwangi Kecamatan Sindangwangi Kabupaten Majalengka . Telp (0233)510571 . Email smpn1sindangwangi@yahoo.com . Sekolah SMP Negeri 1 Sindangwangi
« »
Get this widget

fall in love with “Penelitian Pengembangan”

ada kawan -ulfi namanya- nun jauh entah dimana bertanya seperti berikut:



salam kenal pak.
saya juga baru akan melakukan penelitian pengembangan ini, namun seperti nya saya membutuhkan ragam model penelitian pengembangan. Biar bisa saya bandingkan mana yang akan digukan. Bapak bisa merekombinasikan bahan-bahannya?
Jika ada, boleh dikirik ke e mail pak.


Terima kasih atas perhatiannya terhadap posting2 saya dalam blog ini.


Pertama, mungkin ada baiknya Anda membaca beberapa posting saya dalam blog ini seperti berikut:
memahami lebih dalam prinsip penelitian pengembangan


Kedua, mungkin perlu juga Anda mendonlot bahan presentasi saya berikut ini:
PENELITIAN PENGEMBANGAN & EVALUASI FORMATIF


Ketiga, pada dasarnya dalam dunia teknologi pendidikan, kita mengenal begitu banyak model-model pengembangan sistem pembelajaran. Setiap model memberikan panduan langkah demi langkah dalam mengembangkan suatu produk pembelajaran (apakah itu media pembelajaran, sistem pembelajaran, dll). Nah, sebenarnya dalam melakukan penelitian pengembangan, kita tinggal ikuti langkah-langkah dari model yang kita pilih tersebut. Mbah Gustafson, mengklasifikasikan model pengembangan sstem pembelajaran itu kedalam tiga kategori sebagai berikut:
1. Model berorientasi sistem; seperti model Dick and Carey. Jika Anda ingin mengembangkan suatu sistem pembelajaran maka gunakanlah model yang termasuk dalam kategori ini.
2. Model berorientasi kelas; seperti model ASSURE, mdel Gerlach Elly, dll. Jika Anda ingin melkukan penelitian pengembangan suatu sistem pelmbelajaran yang hanya untuk satu topik kecil yang hanya memakan waktu 2 jam, 4 jam pelajaran, maka gunakanlah model yang termasuk dalam kategori ini.
3. Model berorientasi produk; seperti model Hannafin and Peck, model Rapid Prototype, dll. model ini dapat kita gunakan untuk melakukan penelitian pengembangan media pembelajaran.
Lengkapnya dapat Anda baca dan donlot presentasi saya ini: Taxonomy of Istructional Development Model


 

Karakteristik Learning Object

sebelumnya saya telah nulis learning object itu apa sebenarnya? Kali ini saya ingin mencoba memaparkan karakteristik yang mencirikan suatu learning object itu seperti apa.


Nah, ini dia karakteristiknya. Ups, sebentar …. supaya dapat dijelaskan secara “jentre” kalau kata orang sunda, maka terlebh dahulu harus kita gunakan satu definisi yang operasional tentang learning object. Hmmmm coba saya pake definisi mana ya yang simple dan mudah dipahami oleh semua orang. Gini aja, learning object kita definisikan sebagai berikut:
Suatu unit terkecil materi belajar (learning content) yang independent dan berdiri sendiri yang sengaja dikembangkan atau dibuat untuk dapat digunakan dalam berbagai konteks pembelajaran. (ini definisi saya daptasi dari definisi Polsani, 2003)


1. Digital and Web Based; artinya materi belajar kecil, independent dan berdiri sendiri tersebut dikemas dalam bentuk digital dan disebarluaskan melalui media world wide web. yang dapat digunakan dalam berbagai konteks pembelajaran.
2. Reusable; artinya materi belajar kecil, independent dan berdiri sendiri tersebut dapat digunakan dalam berbagai konteks pembelajaran, untuk tujuan yang berbeda maupun dalam waktu yang berbeda.
3. self-contained; artinya materi belajar tersebut kecil, khusus, spesifik, membahas satu tujuan pembelajaran. pendek kata, saya mengistilahkannya dengan “sempit, tapi dalam”.
4. small in size; artinya materi belajar tersebut merupakan penggalan2 materi yang kecil (bite sized) berkisar antara 2 menit sampai maksimum 15 menitan, lah. Ibarat makanan, kita memberikannya kepada anak satu suap-satu suap, ga harus “meleg-meleg” satu piring sekaligus.
5. searchable; artinya materi belajar tersebut dapat terindeks dengan baik dan dapat dicari melalui mesin pencari (search engine). Oleh karena itu, meta data berdasarkan judul, pengarang, topik atau keyword lain harus dipikirkan dan dimasukan dengan baik ketika learning object tersebut diungah ke dunia maya.
6. flexible; artinya materi belajar tersebut luwes, mudah diupdate, mudah digunakan untuk konteks berbeda, juga mudah diperoleh (diakses) secara luas sebagai sumber belajar yang bermutu.
7. learner-centered; artinya materi belajar tersebut berpusat pada siswa, memihak pada siswa, lebih interaktif, mudah digunakan. user tidak hanya membaca atau menonton learning object tapi seolah ikut berinteraksi aktif (simulatif).
8. cost-effective; artinya materi belajar tersebut tidak duplikasi, tidak mengulang yang sudah ada. menghindari “redudancy” atau mubazir.
9. Aggregate; arinya, jika kumpulan materi belajar kecil-kecil tersebut dikumpulkan dan diklasifikasikan sedemikian rupa akan menjadi sekumpulan modul learning object dalam lingkup yang lebih luas, untuk satu topik tertentu, mata pelajaran tertentu atau mata kuliah tertentu.




>